Kepedulian Pemerintah Pada ODGJ Dipertanyakan
BERITA RAKYAT, Samarinda: Momentum hari kesehatan jiwa sedunia, yang diperingati Rumah Sakit Jiwa Daerah Adma Husana Mahakam, dengan mengundang Isran Noor Gubenur Kaltim, yang sejatinya jatuh tanggal 10, dan diundur 11 Oktober 3019, tentunya punya alasan tersendiri, sesuai dengan tema “Promosi kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri”.
Bahkan dr. hj. Padillah Mante Runa, MSi, MARS, Direktur Rumah Sakit ini, mengaku rela mengundur acara, agar Gubenur Isran Noor bisa hadir.
Dan dalam sambutannya, dengan jelas dr. Hj. Padillah menggambarkan, stigma lingkungan keluarga, masyarakat yang tidak mendukung kesembuhan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), yang memberi cap Orang Gila.
“Kita tau, penyakit jiwa hanya dua, mengamuk untuk membunuh, atau bunuh diri,” kata dr. hj. Padillah.
“Kami pernah mengantar Pasen yang sudah dinyatakan sembuh ke Paser, namun oleh keluarga disambut , eeh Si Gila datang, begitu tim pengantar pulang, pasen sudah duluan tiba kembali kerumah sakit, dengan kondisi ngamuk-ngamuk,” cerita Bu Direktur dalam sambutannya, dihadapan Gubernur dan Undangan, termasuk juga pasen ODGJ yang memenuhi aula gedung behempas RS Jiwa Adma Husda Mahakam di Selili Samarinda (11/10).
Tidak hanya itu, tantangan Rumah Sakit Jiwa ini juga, sempat turun akritasinya dari A ke B, namun berkat kerja keras seluruhnya, alhamdulillah tanggal 25 Agustus 2019 kembali akritasi A, bahkan Bintang 4.
Rata-rata pasen rumah sakit jiwa ini mencapai 300 Orang, bahkan pernah sampai 340 Orang, sementara tempat tidur cuma 190, bagaiman tidak over load, bagaiman tidak berbunuhan, berkelahi, yang namanya Orang seperti itu.
Kita berinovasi mengurangi jumlah pasen, namun tetap saja ada pasen abadi, tidak dijemput keluarganya, ini jadi beban Rumah Sakit Jiwa.
Selanjutnya Dirut dr. hj. Padillah memohon pada Gubernur agar dibangunkan Panti rehabilitasi untuk ODGJ, untungnya ada Ibu Rina, (Swasta) yang dengan ketulusan hati, mau berbuat menampung ODGJ di Kaltim ini.
Bahkan dari dunia kesehatan sendiri, banyak Puskesmas yang beranggapan, masalah ODGJ menjadi tanggungjawab Rumah Sakit Jiwa semata, terbukti tidak melayani mereka yang hendak berobat ke Puskesmas.
Dalam kesempatan ini (Hari Kesehatan Jiwa Sedunia) Rumah Sakit Jiwa Adma Husada Mahakam Samarinda, mengparesiasi 3 Puskesmas di Samarinda, yang telah bersedia melayani ODGJ.
Dan menghimbau pada Bapak-bapak Dinas Sosial Kabupaten/Kota Provensi, untuk membuat Panti rehabilitasi ODGJ, karena tidak ada satupun yang dibangun Pemerintah, tapi justru dan hanya satu-satunya yang dibangun Ibu Rina di Kaltim ini.
“Sudah tujuh tahun saya di sini, kami mohon Pak Gubernur, kalau ada yang mengajukan anggaran untuk membangun panti rehabilitasi ODGJ untuk diberi,” pinta dr.hj. Padillah.
Kami juga sudah bekerjasama dengan Dukcapil, karena, ada pasen yang sudah tidak tahu nama, alamat, rumah, keluarga, karena syarat untuk dapat BPJS harus ada KTP.
Dari deretan panjang seputar ODGJ di Kaltim yang dipaparkan Direktur Rumah Sakit Jiwa ini, kemudian dalam sambutannya Gubernur Isran Noor, terkesan cukup apresiasi, dengan menjanjikan akan memberikan beasiswa peningkatan SDM.
Bahkan Gubernur mengundang secara lisan, pada Ibu Rina pihak Swasta yang peduli pada ODGJ yang punya panti rehabilitasi, untuk menemui dirinya. Namun sayangnya Gubernur sempat mengeluarkan kata-kata yang sangat ditabukan oleh ODGJ, kata ‘Gila’.
Ketika ditengah sambutannya, terlihat sekelompok orang mendekat panggung, jangan-jangan hendak menyerang dirinya juga, spontan Gubernur teralihkan pembicaraanya, teringat penyerangan pada Menkopolkam Wiranto, yang disebutnya Orang Gila.
‘Itu Orang Gila, sebab kalau waras tidak mungkin begitu, mungkin ajarannya yang sesat,” tanas Gubernur.
Dan seusai acara, disinggung kendala penanganan ODGJ di Kaltim, seperti yang diungkapakan Direktur Rumah Sakit Jiwa, seperti keterbatasan tempat tidur, tidak adanya panti rehabilitasi ODGJ yang dibangun Pemerinrah, Gubernur Isran Noor terkesan mengelak “tidak ada kendala, Ibu Direkrur selalu tidak ada kendala, nih ada Ibu Direktur,” katanya sambil berusaha menyudahi wawancara dengan Wartawan.
Dan usai acara, dr. hj Padillah, mengatakan memgucapkan kata gila, dihadapan pasen ODGJ sangat tidak membantu kesembuhan pasen, selain juga melanggar Peraturan Menteri HAM (Hak Asasi Manusia).
Namun Ibu Direktur Rumah Sakit Jiwa ini, memaklumi apa yang diucapkan Guburnur dalam acara hari kesehatan jiwa sedunia, sebatas goyonan, dan tidak ditujukan pada ODGJ.(abdul azis)